About

About

slider

Recent

Total Pageviews

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Pencernaan Pada Manusia

Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan terdiri atas pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik, P...

Navigation

KAUM PENYEMBAH BERHALA





KAUM PENYEMBAH BERHALA

QS. Asy-Syu'araa': 105-122, Nuh: 1-28, Al-Ankabut: 14-15, Huud: 25-48

Berabad-abad kemudian, manusia semakin bertambah banyak. Sekelompok manusia mulai menguasai alam semesta tanpa
mengingat Allah. Padahal, Allah yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini.
Manusia mulai lupa dengan ajaran yang dibawa oleh para Nabi. Mereka berbuat syirik menyekutukan Allah dan lalai dari menyembah Allah.
Allah pun mengutus Nabi Nuh untuk menyerukan kebenaran. Nabi Nuh mengajak agar umatnya kembali kepada Allah dan meninggalkan berhala-berhala yang mereka sembah. Namun, umatnya ternyata begitu ingkar. Mereka lebih suka menyembah patung yang tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka percaya, patung¬patung itu memiliki kekuatan yang dapat menolong mereka dalam kesulitan.
Kaum Nabi Nuh menamai patung-patung berhala mereka Wadd, Suwa' , Ya'uq, Yaguts, dan Nasr. Nabi Nuh berusaha keras mengajak kaumnya untuk meninggalkan perbuatan syirik dan kembali menyembah Allah. Nabi Nuh juga
berusaha rnengajarkan mereka untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Namun, kaumnya
tetap menolak, bahkan berbalik mengejek Nabi Nuh.

Nabi Nuh mengajak umatnya untuk menyadari kekuasaan Allah dengan memperhatikan ciptaan¬ciptaan-Nya. Lihat saja alam semesta ini dengan langit berikut matahari, bulan, dan bintang-bintang yang menghiasinya. Belum lagi bumi dengan segala kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, serta pergantian siang menjadi malam dan sebaliknya. Semuanya merupakan bukti kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau berpikir.
Nabi Nuh juga memberitakan kepada kaumnya bahwa manusia akan menerima ganjaran atas seniva amalannya di dunia. Orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan pahala dan surga sementara orang yang berbuat kejahatan akan mendapat murka dan neraka. Dengan kesabaran yang tinggi, Nabi Nuh tidak bosan-bosan menyampaikan kebenaran walaupun banyak di antara kaumnya yang membangkang. Kadang kala, Nabi Nuh berkata dengan penuh kelembutan agar orang-orang mau mengikuti ajakannya. Sekali waktu, beliau juga menyampaikan peringatan dengan kata-kata yang tajam.
Walaupun Nabi Nuh telah berusaha keras, namun sangat sedikit orang yang mau mengikuti ajarannya. Sebagian besar kaumnya yang kembali ke jalan Allah adalah orang¬orang miskin. Sedangkan, orang-orang kaya dan para pembesar tidak mempercayai Nabi Nuh.

Mereka yang ingkar berkata kepada Nabi Nuh, "Bukankah engkau hanya manusia biasa yang sama seperti kami? Jika Allah mengirim seorang utusan, pastilah dia seorang malaikat. Kamu hanya pantas diikuti oleh orang-orang yang tidak berguna."
"Kalau memang agama yang kamu bawa itu benar, kami pasti akan menjadi pengikutmu. Kami lebih pandai dibandingkan denganmu. Aku yakin engkau seorang pendusta," ucap pembesar yang lain.
Nabi Nuh pun menjawab, "Apakah kalian mengira aku dapat memaksa kalian mengikuti ajaranku? Aku hanya manusia biasa yang diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan petunjuk¬Nya. Jika kalian tidak mau beriman kepada Allah, Allah yang akan memberi peringatan kepada kalian."
"Wahai Nuh, jika kamu ingin kami mengikutimu, usirlah para pengikutmu yang miskin dan hina. Kami tidak mau 4isamakan dengan mereka," ucap salah satu pembesar.
Nabi Nuh menolak permintaan itu, "Agama ini untuk semua orang. Yang akan mendapat ganjaran dari Allah adalah orang-orang yang beriman dengan hati ikhlas. Wahai kaumku, sesungguhnya aku pemberi peringatan dari Allah. Sembahlah Allah, bertakwalah dan taatlah kepada-Nya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan menangguhkanmu sampai waktu yang ditentukan."

Nabi Nuh terus-menerus berseru kepada kaumnya selama 950 tahun. Namun, hanya sedikit orang yang mau mengikuti ajarannya. Walaupun begitu, Nabi Nuh tetap sabar. Ia yakin Allah akan selalu menolongnya. Ia tetap berharap suatu saat nanti kaumnya akan bertobat dan menyembah Allah. Namun, harapan-nya itu kian tipis melihat • kaumnya yang terus¬menerus menentang ajarannya. Akhirnya, Nabi Nuh merasa sedih dan menyerahkan perkara tersebut kepada Allah, "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, namun seruanku justru membuat mereka lari dari kebenaran. Sesungguhnya, setiap kaliaku menyeru pada mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan baju mereka ke muka. Mereka tetap mengingkari dan menyombongkan dirt " ucap Nabi Nuh.
Allah pun berfirman, "Sesungguhnya tidak akan ada seorang dari kaummu yang beriman kecuali mereka yang telah beriman lebih dulu, maka janganlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuat."
Setelah rhendengarkan firman Allah tersebut, kegundahan Nabi Nuh pun hilang. Nabi Nuh memohon kepada Allah agar memberikan suatu keputusan antara dirinya dan kaumnya yang sesat, serta menyelamatkan pengikut-pengikutnya yang mukmin.
"Ya Allah, janganlah Engkau biarkan seorang pun dari orang-orang kafir itu tinggal di muka bumi. Mereka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu yang beriman. Jika Engkau biarkan mereka tinggal, mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat seperti mereka."
Allah mengabulkan doa Nabi Nuh. Allah berkehendak untuk menurunkan peringatan bagi kaum Nabi Nuh yang tetap membangkang. Diperintahkanlah Nabi Nuh untuk membuat sebuah kapal. Nabi Nuh pun melaksanakan perintah Allah itu dengan penuh ketaatan.

MEMBUAT KAPAL
QS. Al-Mu'minuun: 23-30

Setelah menerima perintah dari Allah untuk membuat kapal yang besar, Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya. Beliau memimpin mereka agar mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kapal tadi. Untuk tempat membuatnya,
Nabi Nuh mencari lokasi di luar kota. Beliau tidak ingin pekerjaannya terganggu sehingga dicarilah tempat yang jauh dari keramaian. Setelah mendapatkan tempat yang cocok, mulailah mereka membuat kapal yang kokoh.
Nabi Nuh dan para pengikutnya bekerja dengan keras. Siang dan malam mereka bahu¬membahu. Teriknya sinar matahari yang membakar kulit tidak mereka pedulikan. Dinginnya angin malam padang pasir tidak membuat mereka gentar. Semangat yang kuat terpancar dari diri Nabi Nuh dan par1 pengikutnya.
Walaupun Nabi Nuh dan pengikutnya bekerja di tempat terpencil, namun tetap saja kaumnya yang keras kepala itu mengetahui kegiatan Nabi Nuh. Mereka datang untuk mengejek dan mengolok-olok Nabi Nuh dan kawan-kawan.
"Wahai, Nuh! Bukankah menurut pengakuanmu, engkau seorang Nabi dan Rasul? Kenapa sekarang engkau menjadi tukang kayu dan membuat perahu?"
Nabi Nuh sama sekali tidak mengindahkan ejekan mereka. Melihat hal itu, kaumnya semakin bersemangat mengolok-olok.
"Kamu pasti sudah gila membuat perahu di tempat yang jauh dari air," ucap salah seorang kaumnya yang sesat.
"Hahaha... aku tahu perahu yang kamu buat itu pasti untuk ditarik kerbau," ucap salah seorang yang lain.
Nabi Nuh tidak peduli dengan ejekan mereka. Beliau hanya berkata, "Tunggu saja saatnya, jika kalian sekarang mengejek dan mengolok-olok kami, maka akan tiba kesempatan kelak bagi kami untuk menunjukkan kebenaran. Kalian pun akan tahu alasan aku membuat kapal ini. Tunggulah hingga Allah memberi ketentuan bagi kalian."
Setelah pekerjaan membuat kapal selesai, Nabi Nuh mendapat wahyu dari Allah, "Bersiap¬siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda dari-Ku, segeralah angkut para pengikutmu ke dalam kapal beserta orang-orang yang telah beriman dari kaummu dan kerabatmu. Bawalah serta binatang di muka bumi ini dengan berpasang-pasangan. Berlayarlah kalian dengan seizin-Ku."

Setelah Allah berfirman, Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya dan membawa berbagai jenis binatang untuk diangkut ke dalam kapal.Saat itu, langit tampak cerah. Para pengikut Nabi Nuh masuk ke dalam kapal diikuti dengan ratusan binatang. Kaumnya yang durhaka menertawakan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Mereka tetap keras kepala dan sama sekali tak percaya dengan peringatan Nabi Nuh.

Di dalam kapal,Nabi Nuh dan para pengikutnya sudah mempersiapkan bekalyang banyak. Mereka tidak tahu kapan banjir akan datang,mereka juga tidak tahu kapan air akan surut.Setelah mereka aman di dalam kapal, hujan deras
pun mulai turun.

Hujan turun selama empat puluh hari empat puluh malam. Air yang deras tercurah dari langit dan memancar dari bumi. Dalam sekejap, semua daratan tertutup air. Sungai-sungai meluap membanjiri daerah pemukiman dan pertanian. Badai begitu menakutkan. Langit menghitam, Yang ada hanya kegelapan. Air laut yang ganas naik semakin tinggi menenggelamkan puncak-puncak gunung. Semua makhluk hidup yang ada di luar perahu Nabi Nuh tenggelam ditelan banjir.
Dengan kehendak Allah, berlayarlah perahu Nabi Nuh menyusuri lautan menentang angin dan badai. Tampak orang-orang kafir berlarian menyelamatkan diri dari banjir. Nabi Nuh naik ke atas geladak kapal untuk memperhatikan cuaca dan melihat keadaan di sekitarnya. Saat itu, dia melihat putra sulungnya yang bernama Kan'aan sedang berusaha menyelamatkan din dari amukan banjir. Badannya timbul tenggelam di atas permukaan air.
Saat itu, muncul rasa kasih sayangnya sebagai seorang ayah melihat putranya dalam bahaya. Nabi Nuh berteriak memanggil Kan'aan, "Wahai anakku, kemari dan bergabunglah denganku dan keluargamu. Bertobatlah dan berimanlah engkau kepada. Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut. Janganlah engkau mengikuti orang-orang kafir."
Namun, Kan'aan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh. Dia yakin, dia akan selamat tanpa bantuan ayahnya.
"Percayalah, tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau adalah naik ke kapal ini, Nak. Saat ini, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan dui dari siksa Allah, kecuali orang-orang yang mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya!" sera Nabi Nuh.
Begitu Nabi Nuh selesai mengucapkan kata-katanya, tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas. Tubuhnya menghilang dari pandangan. Badannya tenggelam ke dasar lautan mengikuti kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka kepada Allah.
Nabi Nuh sedih melihat putranya meninggal dalam kekafiran. Beliau pun mengadu kepada Allah, "Ya Allah, sesungguhnya putraku itu adalah darah dagingku. Dia juga bagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar dan Engkaulah Hakim yang Maha Berkuasa."
Kemudian Allah berfirman, "Wahai Nuh, sesungguhnya putramu itu tidaklah termasuk dalam keluargamu karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu, menolak dakwahmu, dan lebih memilih mengikuti jejak orang-orang kafir di antara kaummu. Sesungguhnya, hanya mereka yang telah menerima dakwahmu, mengikuti jalanmu, dan beriman kepada-Ku yang dapat engkau masukkan ke dalam golongan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungan dan keselamatan. Adapun orang-orang yang yang telah mengingkarimu, mendustakan dakwahmu, dan tetap mengikuti hawa nafsunya, pastilah ia akan mendapat hukuman yang telah Aku tentukan. Janganlah engkau sekali-kali menyatakan tentang sesuatu yang engkau belum mengetahuinya.

Nabi Nuh baru sadar setelah mendapat teguran dari Allah. Kasih sayangnya kepada putranya sejenak telah membuatnya lupa pada janji dan ancaman Allah terhadap orang yang sesat, termasuk putranya. Cinta kasih yang sesungguhnya hanyalah kepada Allah. Cinta kepada Allah harus melebihi cinta kepada apa dan siapa pun.
Nabi Nuh menyesali kelalaiannya. Beliau memohon ampunan kepada Allah seraya berseru, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan. Ya Allah, ampunilah kelalaian dan kekhilafanku sampai-sampai aku menanyakan sesuatu yang tidak aku ketahui. Ya Allah, bila Engkau tidak memberi ampunan serta menurunkan rahmat bagiku, niscaya aku menjadi orang yang rugi."
Singkat cerita, setelah air bah mencapai puncak keganasannya dan semua kaum Nuh yang zalim telah binasa sesuai dengan kehendak Allah, maka surutlah air lautan diserap bumi. Ken-iudian, kapal Nabi Nuh berlabuh di Bukit Juud.
Allah lalu menyuruh Nabi Nuh dan para pengikutnya untuk turun di sana. Allah berfirman, "Hai Nuh, turunlah derdan selamat. Kalian orang-orang yang beriman kepada-Ku akan dilimpahi berkah-Ku." Nabi Nuh dan pengikutnya mulai menjalani kehidupan baru yang diberkahi Allah. Sedikit demi sedikit, manusia kembali memenuhi bumi.
 

Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: